Investor dan Spekulan Bersiap Siaga Setelah BI Menaikkan Suku Bunga Acuan
Thursday, April 25, 2024       13:24 WIB

Ipotnews - Para investor dan spekulan valuta asingmencermati dengan ketat domino kebijakan berikutnya yang akan bergerak di Asia, setelah Bank Indonesia menaikan suku bunga secara mengejutkan untuk mempertahankan rupiah dari tekanan dolar AS.
Mata uang Jepang, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, Malaysia, Filipina, dan India semuanya diperdagangkan mendekati level terendah dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan peluang bagi otoritas lokal untuk mengambil tindakan demi membendung tekanan dolar.
Pengetatan moneter Indonesia secara tidak terduga pekan ini menggambarkan posisi genting bank-bank sentral Asia yang bergulat dengan prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Para pembuat kebijakan di seluruh Asia harus memilih antara meredam pertumbuhan ekonomi atau melindungi nilai tukar yang sedang meluncur turun.
"Kenaikan yang mengejutkan oleh bank sentral Indonesia pasti akan membuat para gubernur bank sentral lain di  emerging market  untuk duduk tegak," kata Frederic Neumann, kepala ekonom Asia di HSBC Holdings Plc.
"Bahkan ketika inflasi telah dinormalisasi di sebagian besar wilayah Asia, momok penguatan dollar lebih lanjut membuat para gubernur bank sentral di wilayah ini bersikap defensif," imbuhnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis (25/4).
Meskipun China masih menghadapi krisis perumahan, pertumbuhan yang lesu dan yuan yang lemah selama berbulan-bulan, negara-negara seperti Filipina juga memulai tahun ini dengan prospek penurunan suku bunga. Namun, gambaran ini berubah setelah inflasi AS yang tinggi mendorong para trader untuk mengurangi pertaruhan mereka mengenai waktu pelonggaran kebijakan oleh Federal Reserve.
Prospek The Fed yang kurang  dovish  bisa berarti kenaikan imbal hasil AS relatif terhadap Asia kemungkinan akan tetap tinggi, memacu penarikan dana global dan menurunkan mata uang lokal. India harus bersiap untuk menghadapi arus keluar utang di bulan pertama dalam lebih dari satu tahun terakhir, sementara Thailand dan Indonesia juga mencatatkan penarikan dana bersih dari obligasi pendapatan tetap.
Jepang dan Taiwan menaikkan suku bunga di bulan Maret, meskipun mata uang mereka telah menurun. Yen melemah melebihi 155 per dollar untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade terakhir pada pekan ini, yang memicu risiko intervensi oleh pihak berwenang.
Bank of Thailand, Rabu kemarin, mengatakan bahwa keputusan awal bulan ini untuk mempertahankan suku bunga tetap memberikan pilihan-pilihan kepada para pembuat kebijakan untuk menghadapi tantangan global dan domestik yang tidak terduga.
Bloomberg menyebutkan, Filipina berisiko gagal mencapai target inflasi 2%-4% untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2024. Kepada Bloomberg, Menteri Keuangan Filipina menyebutkan negaranya mungkin terpaksa menunda penurunan suku bunga jika peso melemah lebih lanjut.
Reserve Bank of India juga menunjukkan nada  hawkish  pada tinjauan kebijakannya, April ini. Para ekonom menaikkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga, mengingat tingkat pertumbuhan India yang di atas 8%.
Sementara itu, sejumlah pembuat kebijakan telah menggunakan metode lain untuk membendung penurunan nilai tukar. Mulai dari peringatan lisan di Korea Selatan hingga permintaan dari para pejabat di Malaysia dan Indonesia agar perusahaan-perusahaan mengonversikan pendapatan mereka di luar negeri.
India, Indonesia, Thailand, dan Vietnam juga telah melakukan intervensi untuk mempertahankan nilai tukar mata uang mereka.
"Tidak semua bank sentral akan menggunakan suku bunga kebijakan untuk mendukung mata uang mereka," kata Fiona Lim, ahli strategi mata uang senior di Malayan Banking Bhd. "Hal ini tergantung pada apakah ekonomi mampu menahan suku bunga yang lebih tinggi. Ada cara-cara lain untuk mendukung mata uangnya." (Bloomberg)


Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru